Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

09 April 2008

Update Lagi



Hallo......

Wah udah lama banget ngga update blog... Kemana aja yak? Wow banyak banget berita dan cerita yang bisa ditulis disini.. Oia sekarang saya udah ngga di Balikpapan lagi, udah kembali ke hiruk pikuknya ibukota Indonesia... Yaudah, mulai nge-blog lagi deh... Dan INGAT! Saya cuma blogger pemula (baca:rookie) bukan HACKER, CRACKER, KEROKAN ato apalah yang ga jelas... hehehehe

Selengkapnya..

29 Oktober 2007

"Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera"

Bangsa Ini Memerlukan Zhu
Oleh: Asro Kamal Rokan (Republika Online)

Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya --yang
dibiayai dalam kehidupan mewah-- mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37
tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara,
di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah
merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998
hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah
dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk
korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh
lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang
mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan.

Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari
kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan
lantang mengatakan, ''Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh
sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang
sama.''

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina,
dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada
tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu
ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta
uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti
mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5
miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya
oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat
bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya
karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di
luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Agaknya Zhu Rongji paham betul
pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera.

Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan
ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik
bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300
miliar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi,
karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar
untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri,
dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia.

Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi
pelacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak
dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke
kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi
tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka
adalah korban. Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada
yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas
air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk
bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.
Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu?

Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga
mengambil uang dari orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti
Zhu Rongji, bukan pesolek.

Sebab, inilah keadaan utama Indonesia:

Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka
yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!

Selengkapnya..

Terjadi Pergeseran?


Selengkapnya..

23 September 2007

Arti sebuah Pesta Pernikahan Oleh : Ely Susanti

Wah! Hari ini saya akan makan steak gratis!!

Lucu juga rasanya dijaman yang sudah serba modern masih ada juga "makcomblang" yang mungkin sekarang sudah dipoles dengan nama lain yang tetap tugasnya sama : mempertemukan pria dan wanita yang sedang mencari pasangan untuk menikah.

Dan karena jadi makcoblang inilah saya jadi makan steak gratis.



Teman saya seorang wanita yang cukup cantik, menarik, energik dan mandiri, di usianya yang belum 25 sudah bingung mencari pasangan untuk menikahinya.

Dan rasanya fenomena ini ada dimana mana, apa lagi didukung statistik yang menyatakan bahwa jumlah wanita di dunia 3 kali lebih banyak daripada pria, yang berarti kesempatan cari jodohnya juga lebih kecil untuk wanita.

Yang menarik perhatian saya adalah setelah saya bertanya kepada (beberapa) teman wanita saya yang sering saya comblangin, kenapa mereka ingin menikah?

Jawbannya cukup membuat saya kaget, rata-rata adalah tidak tahu, karena orangtua sudah mendesak atau karena sudah seharusnya menikah tho?? Begitu kebanyakan dari mereka mendasari keinginannya untuk menikah.

Saya juga sering bertanya pada para mahasiswi yang menjadi crew saya bila ada event, apakah kalian ingin menikah suatu hari nanti? Jawabannya pasti YA! Dan kalau di tanya kenapa, banyak yang tidak jelas kenapanya bahkan banyak juga yang bilang karena impian dari kecil ingin pakai baju pengantin yang cantik dan menjdai seorang putri atau ratu sehari.

Wow!! Saya dan teman-teman semasa kuliah juga sering melihat pasangan yang mengadakan pesta pernikahan sebagai seorang putri dan pangerannya, rasanya begitu romatis, begitu menyenangkan dan bahagia. Seakan akan kita melihat itulah akhir dari film/cerita kehidupannya yang berakhir dengan pernikahan dan bahagia selamanya seperti dalam dongeng yang sering diceritakan pada masa kanak-kanak kita.

Setelah mengalami sendiri, pernikahan yang sesungguhnya bukan dilihat dari indahnya pesta, bukan dilihat dari betapa romantis dan hebatnya acara yang digelar atau bukan hanya kebahagiaan yang terpancar pada hari itu saja.

Seandainya kita akan memulai suatu usaha baru, kita tentu merancang dulu, apa tujuan kita mendirikan perusahaan, apa visi dan misinya dan aturan-aturan apa yang harus dijalani untuk mensukseskan perusahaan tersebut.

Saya rasa ini mirip dengan pernikahan, dalam pernikahan akan sangat baik kalau kita mengerti mengapa kita mau menikah, apa visi dan misi pernikahan kita dan apakah ada aturan-aturan yang harus dijalani (yang sangat tidak disuka pasangan dan saya).

Dalam tugas saya sebagai Wedding Organizer sering kali saat konsultasi awal akan ada beberapa hal dimana calon mempelai wanita akan menginginkan hal ini dan itu dan disatu pihak orangtua pria atau bahkan mempelai pria sendiri tidak suka/tidak mau, dan menginginkan hal yang sangat berbeda. Diawal biasanya terjadi pertahanan keinginan dan pada saat terpisah dimana saya bersama calon mempelai wanita berdua, saya selalu menyarankan untuk mengalah dan memberikan sedikit kompromi untuk mendapatkan jalan tengah, dengan memberikan pengertian bahwa arti pernikahan sebenarnya bukan terletak pada kesempurnaan acara menurut kita, walaupun pernikahan sekali seumur hidup dan adalah moment yang ditunggu wajar kalau kita ingin membuatnya sempurna seperti yang kita mau. Tetapi dibalik pesta pernikahan ada yang jauh lebih penting, menghargai keinginan dan pendapat pasangan, keharmonisan hubungan antar keluarga, kebahagiaan orangtua, rasa hormat atas orangtua dan rasa terimakasih atas kebaikan orangtua telah membesarkan pasangan kita dan mau menerima kita sebagai anaknya. Lagipula sukses pernikahan tidak dilihat dari pestanya, masih banyak tantangan dibelakang itu, dari sini saya akan membimbingnya membuat tujuan, visi dan misi pernikahan. Dengan memberikan pengertian diatas, selanjutnya sangat mudah membuat mereka menemukan kata sepakat dan terjadilah sebuah pesta pernikahan yang benar-benar indah karena mengandung keharmonisan, rasa hormat dan rasa terimakasih dan cinta yang sesungguhnya.

Karena rasa cinta dan pengertian yang terpancar hari itu akan mendasari hari-hari berikutnya dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan semoga cinta dan pengertian yang tulus bisa menjadi pegangan apabila ada badai yang sedang ’melewati’ kehidupan rumah tangga nantinya.

Hidup kita bukan seperti dongeng yang berakhir hanya pada sebuah pesta pernikahan yang meriah, setelah pesta usai masih ada tantangan yang harus di hadapi dan untuk meraih kebahagiaan dalam rumah tangga kita memang harus berusaha, karena kebahagian itu tidak datang dengan sendirinya.

Salam cinta dan semoga berguna

Copyright@Ely Susanti – maret.2007

Selengkapnya..
Google
 

Kembali lagi ke atas