Wah! Hari ini saya akan makan steak gratis!!
Lucu juga rasanya dijaman yang sudah serba modern masih ada juga "makcomblang" yang mungkin sekarang sudah dipoles dengan nama lain yang tetap tugasnya sama : mempertemukan pria dan wanita yang sedang mencari pasangan untuk menikah.
Dan karena jadi makcoblang inilah saya jadi makan steak gratis.
Teman saya seorang wanita yang cukup cantik, menarik, energik dan mandiri, di usianya yang belum 25 sudah bingung mencari pasangan untuk menikahinya.
Dan rasanya fenomena ini ada dimana mana, apa lagi didukung statistik yang menyatakan bahwa jumlah wanita di dunia 3 kali lebih banyak daripada pria, yang berarti kesempatan cari jodohnya juga lebih kecil untuk wanita.
Yang menarik perhatian saya adalah setelah saya bertanya kepada (beberapa) teman wanita saya yang sering saya comblangin, kenapa mereka ingin menikah?
Jawbannya cukup membuat saya kaget, rata-rata adalah tidak tahu, karena orangtua sudah mendesak atau karena sudah seharusnya menikah tho?? Begitu kebanyakan dari mereka mendasari keinginannya untuk menikah.
Saya juga sering bertanya pada para mahasiswi yang menjadi crew saya bila ada event, apakah kalian ingin menikah suatu hari nanti? Jawabannya pasti YA! Dan kalau di tanya kenapa, banyak yang tidak jelas kenapanya bahkan banyak juga yang bilang karena impian dari kecil ingin pakai baju pengantin yang cantik dan menjdai seorang putri atau ratu sehari.
Wow!! Saya dan teman-teman semasa kuliah juga sering melihat pasangan yang mengadakan pesta pernikahan sebagai seorang putri dan pangerannya, rasanya begitu romatis, begitu menyenangkan dan bahagia. Seakan akan kita melihat itulah akhir dari film/cerita kehidupannya yang berakhir dengan pernikahan dan bahagia selamanya seperti dalam dongeng yang sering diceritakan pada masa kanak-kanak kita.
Setelah mengalami sendiri, pernikahan yang sesungguhnya bukan dilihat dari indahnya pesta, bukan dilihat dari betapa romantis dan hebatnya acara yang digelar atau bukan hanya kebahagiaan yang terpancar pada hari itu saja.
Seandainya kita akan memulai suatu usaha baru, kita tentu merancang dulu, apa tujuan kita mendirikan perusahaan, apa visi dan misinya dan aturan-aturan apa yang harus dijalani untuk mensukseskan perusahaan tersebut.
Saya rasa ini mirip dengan pernikahan, dalam pernikahan akan sangat baik kalau kita mengerti mengapa kita mau menikah, apa visi dan misi pernikahan kita dan apakah ada aturan-aturan yang harus dijalani (yang sangat tidak disuka pasangan dan saya).
Dalam tugas saya sebagai Wedding Organizer sering kali saat konsultasi awal akan ada beberapa hal dimana calon mempelai wanita akan menginginkan hal ini dan itu dan disatu pihak orangtua pria atau bahkan mempelai pria sendiri tidak suka/tidak mau, dan menginginkan hal yang sangat berbeda. Diawal biasanya terjadi pertahanan keinginan dan pada saat terpisah dimana saya bersama calon mempelai wanita berdua, saya selalu menyarankan untuk mengalah dan memberikan sedikit kompromi untuk mendapatkan jalan tengah, dengan memberikan pengertian bahwa arti pernikahan sebenarnya bukan terletak pada kesempurnaan acara menurut kita, walaupun pernikahan sekali seumur hidup dan adalah moment yang ditunggu wajar kalau kita ingin membuatnya sempurna seperti yang kita mau. Tetapi dibalik pesta pernikahan ada yang jauh lebih penting, menghargai keinginan dan pendapat pasangan, keharmonisan hubungan antar keluarga, kebahagiaan orangtua, rasa hormat atas orangtua dan rasa terimakasih atas kebaikan orangtua telah membesarkan pasangan kita dan mau menerima kita sebagai anaknya. Lagipula sukses pernikahan tidak dilihat dari pestanya, masih banyak tantangan dibelakang itu, dari sini saya akan membimbingnya membuat tujuan, visi dan misi pernikahan. Dengan memberikan pengertian diatas, selanjutnya sangat mudah membuat mereka menemukan kata sepakat dan terjadilah sebuah pesta pernikahan yang benar-benar indah karena mengandung keharmonisan, rasa hormat dan rasa terimakasih dan cinta yang sesungguhnya.
Karena rasa cinta dan pengertian yang terpancar hari itu akan mendasari hari-hari berikutnya dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan semoga cinta dan pengertian yang tulus bisa menjadi pegangan apabila ada badai yang sedang ’melewati’ kehidupan rumah tangga nantinya.
Hidup kita bukan seperti dongeng yang berakhir hanya pada sebuah pesta pernikahan yang meriah, setelah pesta usai masih ada tantangan yang harus di hadapi dan untuk meraih kebahagiaan dalam rumah tangga kita memang harus berusaha, karena kebahagian itu tidak datang dengan sendirinya.
Salam cinta dan semoga berguna
Copyright@Ely Susanti – maret.2007
23 September 2007
Arti sebuah Pesta Pernikahan Oleh : Ely Susanti
di 4:59:00 PM
Label: Keluarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar