Warisan pendidikan secara turun temurun membuat orang beranggapan bahwa pengasuhan anak sepenuhnya adalah tanggung jawab ibu. Namun kini terjadi pergeseran konsep, dari motherhood menjadi parenthood. Dalam konsep parenthood, bukan hanya ibu yang mengasuh anak, melainkan orang tua yang terdiri dari; ibu dan ayah.
Semangat inilah yang sedang “merasuki” para ayah muda masa kini. Mereka berusaha untuk tidak menjadi sosok yang menakutkan bagi anak. Mereka ingin berperan dalam pertumbuhan anak. Tapi adakah peran yang berbeda yang tidak diberikan oleh ibu?
Ayah yang menjalankan peran pengasuhan secara maksimal sangat mempengaruhi peningkatan kecerdasan dan kemampuan motorik anak. Hal ini terjadi karena saat bermain bersama anak, ayah seringkali melakukan aktivitas yang relatif jarang dilakukan saat anak bermain dengan ibu, seperti; bergulat, atau bermain kuda-kudaan.
Permainan yang mengarah pada kontak fisik ini tentu saja akan mengasah kemampuan motorik anak. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak juga mempengaruhi perkembangan kongnitif anak.
Sebuah hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang memiliki hubungan intens dengan ayah dimasa kecil memiliki ketrampilan berbahasa lebih baik.
Sedangkan interaksi yang baik antara anak dan ayah diketahui sangat mempengaruhi kecerdasan emosional seorang anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil.
Fakta ini tentu menyenangkan untuk diketahui para ayah yang telah terlibat intens dalam perkembangan anak mereka. Namun, jika hal ini belum dilakukan maka Anda dapat mengajak suami untuk segera melakukannya. Cobalah tip berikut ini:
1. Dimulai semasa hamil
Sebaiknya seorang suami mulai mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ayah sejak istrinya mengandung. Anda dapat berperan aktif selama masa kehamilan 9 bulan, dan membantu kehamilan istri. Caranya adalah; mencari informasi tentang kondisi kehamilan istri, mengikuti senam persiapan persalinan, membaca buku tentang kehamilan dan cara merawat bayi.
2. Turut merawat bayi
Jangan ragu untuk mengganti popok, memandikan dan mengasuh anak sejak masih bayi. Tidak perlu takut melakukan kesalahan karena hal tersebut wajar. Interaksi langsung dengan anak sejak dini membuatnya dapat merasakan kehadiran dan sosok ayah sebagai orang yang dapat diandalkannya.
3. Aktivitas bersama
Pada masa pertumbuhan, lakukanlah aktivitas bersama yang menyenangkan, seperti; bermain, membaca atau berjalan-jalan. Ciptakan juga permainan yang menarik bagi si kecil.
4. Jadilah pendengar yang baik
Jagalah keseimbangan antara waktu beraktivitas di luar rumah, dan aktivitas bersama keluarga. Upayakan waktu untuk selalu ada saat anak membutuhkan Anda. Luangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak. Hal ini juga membuat Anda terlibat dalam kehidupan sosialnya dan mengenali nama teman-teman si si kecil. Jangan tunjukkan wajah kelelahan pada si kecil karena membuat anak malas bercerita. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda membuat si kecil dapat mengekspresikan dirinya.
5. Ciptakan Komunikasi yang baik
Biasakan untuk selalu menghubungi si kecil di mana pun Anda berada. Tunjukkan perhatian dan rasa saying Anda melalui telepon, sms atau chatting.
6. Berikan kepercayaan dan kebebasan
Kepercayaan yang Anda berikan bisa membuat si kecil tumbuh menjadi anak percaya diri dan mandiri. Berikan juga kebebasan baginya untuk memilih dalam hidupnya mulai dari masalah sepele seperti memilih baju sampai memilih sekolah. Akibatnya ia akan merasa dihargai dan bertanggung jawab pada dirinya. Sebagai seorang ayah Anda bisa mendampinginya.
Sumber: conectique.com
http://www.kumpulbocah.com/2006/01/08/sentuhan-ayah-terhadap-pendidikan-anak/
24 Agustus 2007
Sentuhan Ayah Terhadap Pendidikan Anak
di 4:06:00 AM
Label: Keluarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar